Kegiatan eksplorasi dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Tujuan Eksplorasi, antara lain untuk mengetahui :
1. Tujuan Eksplorasi, antara lain untuk mengetahui :
- Melokalisasi
suatu endapan bahan galian :
à
Eksplorasi pendahuluan/prospeksi dan
à
Eksplorasi detail
- Endapan/bijih
yang dicari : sulfida, timah, bauksit, nikel, emas/perak, endapan golongan
C, dll.
- Sifat
tanah dan batuan :
à
untuk penambangan,
à
untuk konstruksi,
à
dll.
2. Studi Kepustakaan, dilakukan
untuk mendapatkan data-data tentang :
a)
Peta dasar sudah tersedia/belum.
b)
Peta geologi/topografi (satelit, udara,
darat).
c)
Analisis regional :
-
Sejarah,
-
Struktur/tektonik, dan
-
Morfologi
d)
Laporan-laporan penyelidikan terdahulu.
e)
Teori-teori dan metode-metode lapangan
yang ada.
f)
Geografi :
-
Kesampaian daerah (desa/kota terdekat,
transportasi),
-
Iklim/musim (cuaca, curah
hujan/banjir),
-
Sifat angin, keadaan laut, gelombang,
dll.,
-
Tumbuhan, binatang, dan
-
Komunikasi
g)
Sosial budaya dan adat istiadat :
-
Sifat penduduk,
-
Kebiasaan,
-
Pengetahuan/pendidikan,
-
Mata pencaharian, dll.
h)
Hukum :
-
Pemilikan tanah,
-
Ganti rugi, dan
-
Perizinan
3. Pemilihan
Metode, metode
eksplorasi yang digunakan umumnya dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
- Cara tidak
langsung :
*
Geofisika dan
*
Geokimia.
- Cara
langsung :
*
Pemetaan langsung dan
*
Pemboran.
- Gabungan
cara langsung dan tak langsung
Untuk memilih
metoda eksplorasi batubara yang harus dilakukan, sangat ditentukan oleh
beberapa faktor antara lain:
à
Kondisi umum keadaan endapan batubara
tersebut
à
Hasil penelitian geologi dan geofisik
yang telah ada sebelum kegiatan eksplorasi dimulai
à
Bentuk informasi/data yang diharapkan
dari setiap tahapan eksplorasi
Eksplorasi
tidak hanya berupa kegiatan sesudah penyelidikan umum itu secara positif
menemukan tanda-tanda adanya letakan bahan galian, tetapi pengertian eksplorasi
itu merujuk kepada seluruh urutan golongan besar pekerjaan yang terdiri dari :
- Peninjauan
(reconnaissance atau prospeksi atau penyelidikan umum) dengan tujuan
mencari prospek,
- Penilaian
ekonomi prospek yang telah diketemukan
- Tugas-tugas
menetapkan bijih tambahan di suatu tambang
Di Indonesia
sendiri nama-mana dinas atau divisi suatu organisasi perusahaan, lembaga
pemerintahan serta penelitian memakai istilah eksplorasi untuk kegiatannya yang
mencakup mulai dari mencari prospek sampai menentukan besarnya cadangan
mineral. Sebaliknya ada beberapa negara, misalnya Perancis dan Uni Soviet
(sebelum negara ini bubar) yang menggunakan istilah eksplorasi untuk kegiatan
mencari mineralisasi dan prospeksi untuk kegiatan penilaian ekonomi suatu
prospek (Peters, 1978). Selanjutnya istilah eksplorasi mineral yang dipakai
berarti keseluruhan urutan kegiatan mulai mencari letak mineralisasi sampai
menentukan cadangan insitu hasil temuan mineralisasi.
Kegiatan
eksplorasi meliputi teknik geologi dan teknik geofisika (geophysical technique). Pada kegiatan teknik geologi, diantaranya
membuat lintasan (traverse), pemetaan
geologi (geological mapping),
penampang terukur stratigrafi (stratigraphical
measuring section), pemetaan topografi (topographical
mapping), pemboran dan pengambilan contoh (drilling and sampling). Pada umumnya teknik pemetaan geologi,
lintasan dan penampang terukur stratigrafi kurang dipergunakan sesudah tahap
peninjauan awal (survey tinjau), prospeksi atau eksplorasi pendahuluan
dikarenakan batubara umumnya lapuk kalau tersingkap dipermukaan dan sebagian
besar lapisan batubara terdapat dibawah permukaan.
Tahapan
eksplorasi batubara sebagaimana tercantum dalam Standar Nasional Indonesia,
Amandemen 1 – SNI – 13-50141998, tentang Klasifikasi Sumberdaya dan
Cadangan Indonesia, umumnya dilaksanakan dalam beberapa tahap:
1.
Survey Tinjau
Survey tinjau
merupakan tahap eksplorasi batubara yang paling awal dengan tujuan untuk
mengidentifikasi daerah-daerah yang mengandung endapan batubara yang prospek
untuk diselidiki lebih lanjut. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi
studi geologi regional, interpretasi potret udara, geofisika, dan peninjauan
lapangan pendahuluan. Sebelum dilakukan kegiatan survey tinjau, perlu
dilakukan:
-
Studi Literatur, sebelum
memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi terhadap data dan peta-peta
yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu), catatan-catatan lama,
laporan-laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang akan disurvei. Setelah
pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya, studi faktor-faktor geologi
regional dan provinsi metalografi dari peta geologi regional sangat penting
untuk memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan endapan bahan galian
dipengaruhi dan tergantung pada proses-proses geologi yang pernah terjadi, dan
tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan.
-
Survey dan Pemetaan, jika peta
dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka survei dan
pemetaan singkapan (outcrop) atau
gejala geologi lainnya sudah dapat dimulai (peta skala 1 : 200.000 sampai 1 : 50.000).
Tetapi jika belum ada, maka perlu dilakukan pemetaan topografi lebih dahulu.
Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi, maka hal ini sangat
menguntungkan, karena survei bisa langsung ditujukan untuk mencari tanda-tanda
endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta geologi dan mengambil conto
dari singkapan-singkapan yang penting
2.
Prospeksi
Pada tahap ini,
dilakukan pemilihan lokasi daerah yang mengandung endapan batubara yang
potensial untuk dikembangkan dengan tujuan untuk mengidentifikasi sebaran dan
potensi endapan batubara yang akan menjadi target eksplorasi selanjutnya.
Pemboran uji pada tahap ini bertujuan untuk mempelajari stratigrafi regional
atau litologi, khususnya di daerah yang mempunyai indikasi adanya endapan
batubara. Jarak antar titik bor berkisar dari 1000 sampai 3000 meter. Pada tahap
ini peta yang dipakai mulai dari 1:50.000 sampai 1:25.000
3.
Eksplorasi
Pendahuluan
Tujuan dari
kegiatan ini adalah untuk memperoleh gambaran awal tentang endapan batubara
yang meliputi jarak titik pengamatan, ketebalan, kemiringan lapisan, bentuk,
korelasi lapisan, sebaran, struktur geologi dan sedimen, kuantitas dan
kualitasnya. Jarak antar titik bor berkisar 500 – 1000 meter, skala peta yang
digunakan mulai dari 1: 25.000 sampai 1:10.000. Sesuai dengan Keputusan
Direktur Jendral Pertambangan Umum No. 661.K/201/DDJP/1996 tentang Pemberian
Kuasa Pertambangan, Laporan Kuasa Pertambangan Penyelidikan Umum perlu
dilampiri dengan beberapa peta:
-
Peta lokasi/situasi
-
Peta geologi lintasan dan singkapan
(skala 1:25.000)
-
Peta kegiatan penyelidikan umum,
termasuk lokasi sumur uji, parit uji, pengambilan contoh batubara (skala
1:10.000)
-
Peta anomali geofisika, bila dilakukan
(skala 1:10.000)
-
Peta penyebaran endapan batubara dan
daerah prospek (skala 1:10.000)
-
Peta wilayah rencana peningkatan Kuasa
Pertambangan
-
Penampang sumur uji
-
Penampang parit uji
-
Penampang lubang bor
Dari kegiatan
ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan, gambaran mengenai
cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai untuk menetapkan apakah daerah
survei yang bersangkutan memberikan harapan baik (prospek) atau tidak. Kalau
daerah tersebut mempunyai prospek yang baik maka dapat diteruskan dengan tahap
eksplorasi selanjutnya.
4.
Eksplorasi
Rinci
Setelah tahapan
eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada mempunyai prospek yang
baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail (White, 1997). Kegiatan
utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat (jarak
antar titik bor 200 meter), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor
untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan
cadangan (volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun
tegak. Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan
klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang kecil (<20%). Sebelum dilakukan
kegiatan ini, dilakukan terlebih dahulu studi
kelayakan dan amdal, geoteknik, serta geohidrologi. Skala peta yang digunakan adalah 1:2.000 sampai
1:500. Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan,
kemiringan, dan penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal)
serta data mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan penyebaran
struktur (kalau ada) akan sangat memudahkan perencanaan kemajuan tambang,
lebar/ukuran bahwa bukaan atau kemiringan lereng tambang. Juga penting untuk
merencanakan produksi bulanan/tahunan dan pemilihan peralatan tambang maupun
prioritas bantu lainnya. Sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Pertambangan
Umum No. 661.K/201/DDJP/1996 tentang Pemberian Kuasa Pertambangan, Laporan
Kuasa Pertambangan Eksplorasi perlu dilampiri dengan ebberapa peta:
-
Peta lokasi/situasi
-
Peta topografi (skala 1:500 sampai
1:2.000)
-
Peta kegiatan eksplorasi, meliputi
lokasi singkapan batubara, sumur uji, parit uji, pemboran, dan pengambilan
contoh batubara (skala 1:2.000 sampai 1:10.000)
-
Peta geologi daerah (skala 1:500 sampai
1:2.000)
-
Peta penyebaran endapan batubara (skala
1:500 sampai 1:2.000)
-
Peta perhitungan 2 dimensi batubara
(skala 1:500 sampai 1:2.000)
-
Peta penyebaran kualitas, antara lain
nilai kalori, kandungan abu, dan kandungan sulphur (skala 1:500 sampai 1:2.000)
-
Peta isopach tanah penutup (skala 1:500
sampai 1:2.000)
-
Peta isopach ketebalan lapisan batubara
(skala 1:500 sampai 1:2.000)
-
Peta kontur struktur (skala 1:500 sampai
1:2.000)
-
Penampang geologi
-
Penampang bor
-
Penampang/sketsa singkapan batubara
-
Penampang perhitungan cadangan batubara
-
Fotokopi hasil analisis contoh batubara
dari laboratorium
-
Peta wilayah rencana peningkatan dan
atau penciutan Kuasa Pertambangan
Dari uraian tentang tahapan kegiatan eksplorasi diatas,
dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyelidikan lapangan bertujuan untuk
mendapatkan data tentang sifat fisik-mekanik batuan, struktur geologi dan
kondisi air tanah sampai dengan kedalaman rencana penambangan. Secara spesifik
harus dibuat laporan struktur geologi meliputi litologi, geometri dan
kemiringan dari formasi lapisan batubara,
geometri dan komposisi struktur major seperti patahan, serta domain dan
orientasi dari bidang-bidang diskontinuitas. Demikian juga dengan data
geoteknik terutama sifat fisik dan mekanik dari over burden, interburden,
lapisan batubara dan batuan alas. Gambaran tentang data level air tanah,
permeabelitas dan aliran air tanah artesis yang diperoleh pada waktu kegiatan
pengeboran dan pemasangan piezometer perlu juga dibuat dalam laporan tertulis.
1.1. Kegitan
Eksplorasi Awal
Pada tahapan
eksplorasi awal, ada beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu:
a. Pemetaan Geologi dan Topografi
Untuk
kegiatan eksplorasi awal, digunakan peta yang memiliki skala 1: 25000 untuk
peta geologi lintasan dan singkapan serta peta dengan skala 1:10000 untuk
kegiatan penyelidikan umum.
b. Membuat penampang sumur uji
Test pit (sumur uji) merupakan
salah satu cara dalam pencarian endapan atau pemastian kemenerusan lapisan
dalam arah vertikal. Pembuatan sumur uji ini dilakukan jika dibutuhkan
kedalaman yang lebih (> 2,5 m). Pada umumnya suatu deretan (series) sumur
uji dibuat searah jurus, sehingga pola endapan dapat dikorelasikan dalam arah
vertikal dan horisontal.
Sumur uji ini umum dilakukan pada eksplorasi
endapan-endapan yang berhubungan dengan pelapukan dan endapan-endapan berlapis.
• Pada endapan berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan
untuk mendapatkan kemenerusan lapisan dalam arah kemiringan, variasi litologi
atap dan lantai, ketebalan lapisan, dan karakteristik variasi endapan secara
vertikal, serta dapat digunakan sebagai lokasi sampling. Biasanya sumur uji
dibuat dengan kedalaman sampai menembus keseluruhan lapisan endapan yang dicari,
misalnya batubara dan mineralisasi berupa urat (vein).
• Pada endapan yang berhubungan dengan pelapukan (lateritik
atau residual), pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan batas-batas
zona lapisan (zona tanah, zona residual, zona lateritik), ketebalan masing-
masing zona, variasi vertikal masing-masing zona, serta pada deretan sumur uji
dapat dilakukan pemodelan bentuk endapan.
Apabila
sumur uji telah dibuat, maka kita harus mencatat data litologi dari satu sumur
uji dengan yang lain, kemudian dikorelasikan dengan menggunakan software.
c. Membuat penampang parit uji
Trenching (pembuatan paritan)
merupakan salah satu cara dalam observasi
singkapan atau dalam pencarian sumber (badan) bijih/endapan.
• Pada pengamatan (observasi) singkapan, paritan uji
dilakukan dengan cara menggali tanah penutup dengan arah relatif tegak lurus
bidang perlapisan (terutama pada endapan berlapis). Informasi yang diperoleh
antara lain ; jurus bidang perlapisan, kemiringan lapisan, ketebalan lapisan,
karakteristik perlapisan (adasplit atau sisipan), serta dapat sebagai lokasi
sampling.
• Sedangkan pada pencarian sumber (badan) bijih, parit uji
dibuat berupa series dengan arah paritan relatif tegak lurus terhadap jurus
zona badan bijih, sehingga batas zona bijih tersebut dapat diketahui. Informasi
yang dapat diperoleh antara lain; adanya zona alterasi, zona mineralisasi, arah
relatif (umum) jurus dan kemiringan, serta dapat sebagai lokasi sampling.
Dengan mengkorelasikan series paritan uji tersebut diharapkan zona bijih/minerasisasi/badan
endapan dapat diketahui.
d. Membuat penampang lubang bor dengan metode logging
Metode logging pada
dasarnya adalah suatu operasi yang bertujuan untuk mendapatkan sifat-sifat
fisik batuan reservoir sebagai fungsi kedalaman lubang bor yang dinyatakan
dalam bentuk grafik. Operasi ini menggunakan suatu instrument khusus (sonde)
yang diturunkan kedalam lubang bor menggunakan kabel (wire line) pada saat
lubang bor terisi fluida pemboran.
Tujuan
logging adalah menentukan
besaran-besaran fisik dari batuan reservoir yang didasarkan pada sifat fisik
batuan reservoir itu sendiri. Di dalam pemilihan kombinasi logging, log dibagi
menjadi Lithologi tool, resistivity tool, dan porosity tool.
1.2. Kegiatan
Eksplorasi Rinci
Untuk kegiatan eksplorasi rinci, beberapa
kegiatan yang dilakukan yaitu:
a)
Untuk
kegiatan pada eksplorasi rinci, digunakan peta dengan skala 1:500 hingga 1:2000.
b) Pemboran, merupakan kegiatan lanjutan. Membuat lubang bor untuk mendapatkan data
yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan (volume cadangan),
penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak. Dari sampling yang
rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi terukur, dengan
kesalahan yang kecil (<20%). Sebelum dilakukan kegiatan ini, dilakukan terlebih
dahulu studi kelayakan dan amdal, geoteknik, serta geohidrologi.
c) Percontoan, merupakan kegiatan lanjutan dari ekplorasi
terdahulu. Yakni pembuatan sumur uji/trenching guna mendapatkan data-data yang
lebih teliti.
d) Penampangan (logging),
merupakan kegiatan perekaman data-data hasil dari pemboran. Data tersebut
merupakan data sifat-sifat batuan di bawah permukaan.
1.3. Metode
Eksplorasi
a. Konvensional
Pemetaan (geologi)
permukaan dan bawah permukaan: pengamatan secara langsung terhadap objek
penyelidikan.Untuk pemetaan pada
eksplorasi pendahuluan skala 1:10.000 dan untuk pemetaan eksplorasi rinci
1:2.000. Metode ini juga biasa disebut dengan metode geologi (tak langsung).
Metode ini dapat dilakukan dengan
survei indrajauh, baik dari ruang angkasa seperti analisa citra satelit dengan
berbagai band dan dari udara yaknik analisa foto udara, citra radar dan
sebagainya. Selain itu, dilakukan dengan melakukan survei geologi permukaan
seperti survei geologi tinjau dan survei geologi singkapan.
b.
Geofisika
Di interpretasikan
berkaitan dengan pola geologi
dan pada umumnya digunakan pada tahap eksplorasi
pendahuluan. Bekerja
berdasarkan kondisi atau sifat fisik bawah permukaan. Metode yang sering digunakan untuk
eksplorasi bahan galian : elektromagnetik, geolistrik, magnetik-gravitasi dan
seismik. Berdasarkan kontras dan sifat fisik dari
batuan, mineral dan bijih endapan yang diukur.
c.
Geokimia
Metode yang menggunakan
pola dispersi mekanis diterapkan pada mineral yang relatif stabil pada kondisi
permukaan bumi, cocok
digunakan didaerah yang kondisi iklimnya
membatasi pelapukan kimiawi. Metode
yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Dapat diperoleh baik pada endapan bijih
yang tererosi ataupun yang tidak tererosi, baik yang lapuk ataupun yang tidak
lapuk.
0 komentar:
Posting Komentar