Home » » FORMASI KALIMANTAN

FORMASI KALIMANTAN

Posted by MINING ARCHIVE on Jumat, 06 Juni 2014

Formasi Pamaluan (Tomp), Batupasir kuarsa dengan sisipan batulempung, serpih batugamping dan batulanau; berlapis sangat baik. Batu pasir kuarsa merupakan batuan utama, kelabu kehitam-kecoklatan, berbutir halus-sedang, terpilah baik, butiran membulat-bulat tanggung, padat, karbonan dan gamping. Setempat dijumpai struktur sedimen seilang-silang dan perlapisan sejajar. Tebal lapisan antara 1-2 meter. Batu lempung tebal rata-rata 45 cm, serpih, kelabu kecoklatan-kelabu tua, padat, tebal sisipan antara 10 -20 cm. Batu gamping kelabu pejal, berbutir sedang kasar, setempat berlapis dan mengandung foraminifera besar. Batu lanau tua kehitaman. Formasi Pemaluan merupakan batuan palling bawah yang tersinggkap di lembar Samarinda dan bagian atas formasi ini berhubungan menjemari dengan Formasi Bebuluh. Tebal formasi lebih kurang 2000meter. Berumur Oligosen sampai awal Miosen.
Formasi Bebuluh (Tomb), Batugamping terumbu dengan sisipan batu gamping pasiran dan serpih, warna kelabu padat, mengandung foraminifera besar, berbutir sedang. Setempat batu gamping menghablur, terkekar tak beraturan. Serpih kelabu kecoklatan berseling dengan batupasir halus kelabu tua kehitaman. Foraminifera besar yang dijumpai antara lain : Lepidocyclina Sumatraensis Brady, Miogypsina Sp. Miogupsinaides SPP.., Operculina Sp., menunjukan umur Miosen awal – Miosen Tengah. Lingkungan pengendapan laut dangkal dengan ketebalan sekitar 300meter. Formasi Bebuluh tertindih selaras oleh Formasi Pulau Balang.
Formasi Pulubalang (Tmpb), Perselingan antara graywacke dan batupasir kuarsa dengan sisipan batugamping, batu lempung, batubara, dan tuf dasit. Batupasir graywacke, kelabu kehijauan, padat, tebal lapisan antara 50 – 100 cm. Batupasir kuarsa, kelabu kemerahan, setempat tufan muda kekuningan, mengandung foraminifera besar. Batugamping, coklat muda kekuningan, mengandung foraminifera besar, batugamping ini terdapat sebagai sisipan atau lensa dalalm batupasir kuarsa, tebal lapisan 10 – 40 cm. di S. Loa Haur, mengandung foraminifera besar antara lain Austrotrilina howchina, Borelis sp., Lepidocyclina sp., Myogypsina sp., menunjukan umur Miosen Tengah dengan lingkungan pengendapan laut dangkal. Batulempung, kelabu kehitaman, tebal lapisan 1 – 2 cm. Setempat berselingan dengan batubara, tebal ada yang mencapai 4 m. Tufa dasit, putih merupakan sisipan dalam batupasir kuarsa.
Formasi Balikpapan (Tmbp), perselingan batupasir dan lempung dengan sisipan lanau, serpih, batugamping dan batubara. Batupasir kuarsa, putih kekuningan, tebal lapisan 1 – 3 m, disisipi lapisan batubara, tebal 0,5 – 5 m. Batupasir gampingan, coklat, berstruktur sedimen lapisan bersusun dan silang siur, tebal lapisan 20 – 40 cm, mengandung Foraminifera kecil, disisipi lapisan tipis karbon. Lempung, kelabu kehitaman, setempat mengandung sisa tumbuhan, oksida besi yang mengisi rekahan-rekahan setempat mengandung lensa-lensa batupasir gampingan. Lanau gampingan, berlapis tipis; serpih kecoklatan, berlapis tipis. Batugamping pasiran, mengandung Foraminifera besar, moluska, menunjukan umur Miosen Akhir bagian bawah – Miosen Tengah bagian atas. Lingkungan pengendapan delta, dengan ketebalan 1000 – 1500 m.
Formasi Kampungbaru (Tpkb), Batupasir kuarsa dengan sisipan lempung, serpih; lanau dan lignit; pada umumnya lunak, mudah hancur. Batupasir kuarsa putih, setempat kemerahan atau kekuningan, tidak berlapis, mudah hancur, setempat mengandung lapisan tipis oksida besi atau kongkresi, tufan atau lanauan, dan sisipan batupasir konglomeratan atau konglomerat dengan komponen kuarsa, kalsedon, serpih merah dan lempung, diameter 0.5 – 1 cm, mudah lepas. Lempung, kelabu kehitaman mengandung sisa tumbuhan, batubara/ lignit dengan tebal 0,5 – 3 m, koral. Lanau, kelabu tua, menyerpih, laminasi, teballl 1 – 2 m. Diduga berumur Miosen Akhir – Pilo Plistosen, lingkungan pengendapan delta – laut dangkal, tebal lebih dari 500 m. Formasi ini menindih selaras dan setempat tidak selaras terhadap Formasi Balikpapan.
Formasi Tanjung
Formasi Tanjung diendapkan selama tahap awal genang laut Tersier. Berdasarkan kandungan foraminifera Nummulites javanus (Verbeek) dan Heterostegina sp., serta foram kecil dari keluarga Milliolidae, maka  Formasi Tanjung ini diendapakan pada lingkungan paralas-neritik berumur Eosen. Batuan dari Formasi Tanjung terdiri atas batupasir kuarsa berbutir halus, tebal lapisan antara 0.50 meter dan 1.50 m, terdapat struktur sedimen lapisan sejajar dan silang siur; sisipan batulempung setempat menyerpih, tebal lapisan antara 0.20 meter dan 1.50 meter; terdapat sisipan batubara di bagian atas formasi berwarna hitam, kilat kaca, pejal, di bagian bawah formasi sisipan batubara tebal antara 0.50 meter dan 7.00 meter; terdapat sisipan batugamping berwarna abu-abu kecoklatan mengandung kepingan moluska dan foraminifera. Ketebalan Formasi Tanjung  di atas 1000 meter.
Singkapan batubara dari Formasi Tanjung di daerah kajian yaitu di daerah Satui (Gambar 20-2) terdiri atas perselingan batupasir, batulempung, dan batubara. Batupasir berwarna coklat kemerahan, kuning kemerahan, berbutir sedang, terpilah baik, tebal  5m. Batulempung berwarna abu-abu, sangat lapuk, tebal 4m - 6m Singkapan di KP PT. Arutmin,
Satui umumnya memperlihatkan singkapan batubara yang baik yang terdiri atas perselingan batubara dan batulempung.  Batubara berwarna hitam, masif, getas, tebal 1m – 5m. Batulempung berupa sisipan berwarna abu-abu gelap tebal 0.1m – 1.0 m. Sedimen penutup singkapan batubara ini terdiri atas soil, batupasir dan batulempung tebal kira-kira 20 m. Singkapan di daerah Batulicin terdiri atas perselingan batulempung, serpih dan batubara. Batulempung berwarna abu-abu terang, tebal 1.0m, masif. Serpih berwarna abu-abu terang, lapisan tidak beraturan akibat adanya struktur sesar dan lipatan. Batubara berwarna hitam mengkilat, masif,  tebal >1m. Singkapan di KP PT. Arutmin, Tj. Senakin, merupakan batubara endapan paleogen dengan alas batuan sedimen dan volkanik Pra-Tersier. Endapan Paleogen ini tersingkap sebagai akibat adanya struktur antikilin. Singkapan batubara ini terdiri atas selang-seling lapisan batupasir  dengan lapisan batubara. Batupasir berwarna abu-abu kecoklatan, berbutir sedang, terpilah baik, tebal  1.0m. Batubara berwarna hitam, kilap kaca, masif, bersisipan dengan lapisan batulempung, tebal  lapisan batubara kurang lebih 1.5 meter. Singkapan batubara Pulau Laut terdapat di sekitar pesisir milik beberapa KP KUD dan PT Arutmin terdiri atas perselingan batupasir, batulempung dan batubara. Batupasir berwarna abu-abu kecoklatan, kuning kemerahan, ukuran butir sedang – halus, terpilah baik, masif – lapuk, tebal 0.5m – 1.5m. Batulempung berwarna abu-abu pucat, abu-abu kecoklatan, abu-abu kemerahan, bersisipan dengan serpih berwarna coklat kemerahan, tebal lapisan 0.5m – 5m. Batubara berwarna hitam, kilap kaca, masif, terdapat sisipan batulempung berkongkresi besi tebal lapisan 0.5m – 2.5 m. Arah umum kemiringan lapisan ke Utara.
Batulempung  gampingan dan napal sebagai lapisan pembawa batubara Formasi Tanjung menunjukkan lingkungan pengendapan berenergi tenang, dapat berupa lingkungan laut tertutup (lagoon). Batupasir berbutir sedang, terpilah baik, serta lapisan sejajar menunjukkan waktu pengendapan berjalan lama dengan kondisi lingkungan berenergi rendah, dataran banjir.
Formasi Warukin
Pengendapan batuan Formasi Warukin terjadi pada awal susut laut (regresi) Tersier. Formasi Warukin terdiri atas perselingan batupasir kuarsa, batulempung, serpih, dan batugamping. Pada batupasir dan batulempung karbonatan sering dijumpai konkresi besi. Lapisan batubara tebal > 25 meter, hitam-abuabu, getas, kurang padu terdapat pada Formasi Warukin. Tebal batuan Formasi Warukin antara 250 meter dan 750 meter. Fosil yang ditemukan pada adalah Miogypsina sp., Cycloclypeus sp., dan  lepidocyclina cf. Sumatrensis,   diperkirakan berumur  Miosen Tengah - Miosen Akhir. Lingkungan pengendapan laut dangkal (litoral) hingga paralis.
Singkapan batubara Warukin terdapat di lokasi Penambangan Jorong disekitar jalanraya Pelaihari-Batulicin (Gambar 20-2), Kecamatan Jorong terdiri atas lapisan-lapisan batubara berselingan dengan batulempung berwarna abu-abu, tebal 0.5 m – 1.0 m, dan batupasir berbutir sedang, terpilah baik, tebal 0.5 m – 2.0 m. Tebala lapisan batubara dari 0.5 m hingga >20m. Lapisan penutup berupa soil dan endapan alufial tebal   > 5m. Arah kemiringan lapisan kearah pantai, tenggara S 100 E/350. Singkapan batubara di daerah KP PT. Arutmin, Satui terdiri atas lapisan soil penutup, batupasir batulempung dan batubara. Soil penutup berwarna kecoklatan, mengadung butiran pasir, tebal 3m. Batupasir berwarna abu-abu, abu-abu kotor, masif, tebal 3.5 m. Batulempung berwarna abu-abu, masif, tebal 6m, terdapat sisipan batubara hitam kecoklatan, tebal 0.30 m. Batubara berwarna hitam kecoklatan, masif, tebal >4m.
 Batupasir berbutir sedang, terpilah baik, dan bersifat karbonat yang terdapat pada Formasi Warukin menunjukkan lingkungan pengendapan berenergi sedang – tinggi. Kondisi lingkungan sedimentasi tersebut kemungkinan besar cocok di daerah laut dangkal, litoral (Friedman, 1967). Batupasir berselang-seling dengan batulempung membentuk struktur sedimen sejajar menandakan adanya energi pengangkutan partikel sedimen yang berbeda. Keadaan ini umum dijumpai pada dataran banjir di sekitar muara sungai dan dataran banjir pantai modern. Hal ini dapat diperkirakan bahwa lingkungan pengendapan batuan dari Formasi Warukin adalah sebagian dataran limbah banjir. Adanya lapisan batulempung dengan konkresi besinya, maka lingkungan pengendapan Formasi Warukin berkaitan dengan daerah rawa, paralis.
Formasi Dahor
Formasi Dahor terbentuk dengan diawali gerakan tektonik yang menyebabkan batuan tua           Pra-Tersier dan Tersier terangkat membentuk tinggian Meratus. Sejalan dengan pelipatan  dan  pensesaran   batuan   tua  tersebut   kemudian   diikuti  pengendapan  batuan Formasi Dahor. Formasi Dahor  diperkiran  berumur  Plio-Plistosen   diendapkan   dalam  lingkungan paralis. Batuan Formasi Dahor terdiri atas batupasir kuarsa yang lunak, konglomerat, batulempung, dan sisipan lignit, kaolin dan limonit.
Singkapan batubara terdapat di lokasi disekitar jalanraya Pelaihari-Batulicin, Kecamatan Jorong (Gambar 20-2) berupa lapisan lempung berwarna abu-abu, lunak;  pasir berbutir sangat halus; batubara warna hitam kecoklatan, terdapat struktur kayu, tebal lapisan kurang dari 5m. Lapisan penutup berupa soil dan endapan alufial tebal > 2m. Batubara ini berasal dari Formasi Dahor termasuk jenis lignit. Pada umumnya batubara yang tersingkap tidak memperlihatkan lapisan yang baik. Singkapan batubara terletak 500 m di utara jalan Pelaihari-Batulicin, daerah Asam-Asam terdiri atas perselingan batulempung dan batubara. Batulempung berwarna abu-abu coklat, liat, tebal
1.5 m – 2.7 m. Batubara  berwarna hitam, hitam kecoklatan, unsur kayu masih terlihat, termasuk jenis batubara muda, lignit.  Soil dan lapisan penutup batubara 4m – 8m di bawah permukaan. Arah kemiringan lapisan batubara S 50 E/310. Singkapan batubara terletak 300m selatan jalan Pelaihari – Batulicin, Kintap terdiri atas perselingan batubara dengan lempung. Batubara berwarna hitam, hitam kecoklatan, sedang - lunak, mudah pecah, getas, tebal lapisan, 0.1m - 14m. Batubara ini termasuk jnis batubara lignit - sub-bitumin. Arah kemiringan lapisan S 270 E/480 . Lempung berwarna abu-abu kecoklatan, lunak tebal 0.1m - 2.0m. 

Singkapan sedimen perselingan tipis, lapisan sejajar, antara batupasir halus dan lempung, struktur sedimen silang siur pada batupasir halus menunjukkan lingkungan pengendapan dataran banjir. Endapan batubara yang sangat rapuh dari jenis lignit dan banyak dijumpai polen mangrove Rhizophora, mengindikasikan lingkungan rawa. Jadi Formasi Dahor dapat dikatagorikan sebagai endapan alufial dan rawa.


0 komentar:

Posting Komentar

.comment-content a {display: none;}