Pendahuluan
Alterasi merupakan perubahan komposisi
mineralogi batuan (dalam keadaan padat) karena adanya pengaruh Suhu dan Tekanan
yang tinggi dan tidak dalam kondisi isokimia menghasilkan mineral lempung,
kuarsa, oksida atau sulfida logam. Proses alterasi merupakan peristiwa
sekunder, berbeda dengan metamorfisme yang merupakan peristiwa primer. Alterasi
terjadi pada intrusi batuan beku yang mengalami pemanasan dan pada struktur
tertentu yang memungkinkan masuknya air meteorik (meteoric water) untuk dapat
mengubah komposisi mineralogi batuan.
Reaksi – reaksi yang berperan penting didalam proses
alterasi (reaksi kimia antara batuan dengan fluida) adalah :
ü Hydrolisis
ü Hydrasi – Dehidrasi
ü Metasomatisme alkali – alkali tanah
ü Dekarbonasi
ü Silisifikasi
ü Oksidasi reduksi
ü Sulfidasi, Fluorisasi
ü Silikasi.
§ Hidrolisis
Merupakan proses pembentukan mineral baru akibat terjadinya
reaksi kimia antara mineral tertentu dengan ion H+, contohnya :
K
- Feldspar
Muscovite (Sericite) Kuarsa
§ Hidrasi
Merupakan
proses pembentukan mineral baru dengan adanya penambahan molekul H2O.
Dehidrasi adalah sebaliknya.
ü Reaksi Hidrasi :
Olivine
Serpentinite
ü Reaksi dehidrasi :
Kaolinit Kuarsa Pyrophilite
§
Metasomatisme alkali – alkali tanah
Contoh:
Calcite Dolomite
§ Dekarbonisasi
reaksi kimia yang menghasilkan silika dan oksida,
Contoh
:
Dolomite Kuarsa Dioside
§ Silisifikasi
Merupakan
proses penambahan atau produksi kuarsa polimorfnya, contohnya:
2
CaCO3 + SiO2 + 4 H- 2Ca2- + 2 CO2
+ SiO2 + 2 H2O
Calcite
Kuarsa
§ Silisikasi
Merupakan
proses konversi atau penggantian mineral silikat, contohnya:
CaCO3 +
SiO2
CaSiO3 + CO2
Calcite Kuarsa Wollastonite
Zona – zona Alterasi
dan Mineral – mineral ubahanya
Zona
Alterasi hidrotermal dapat terbagi menjadi 5 Zona berdasarkan kumpulan mineral
ubahannya, yaitu :
1.
Zona Potasik ("Potassic Zone”)
Zona potasik
merupakan zona alterasi yang berada pada bagian dalam suatu sistem hidrotermal
dengan kedalaman bervariasi yang umumnya lebih dari beberapa ratus meter. Zona
alterasi ini dicirikan oleh mineral ubahan berupa biotit sekunder, K Feldspar,
kuarsa, serisit dan magnetite
Pembentukkan
biotiti sekunder ini dapat terbentuk akibat reaksi antara mineral mafik
terutama hornblende dengan larutan hidrotermal yang kemudian menghasilkan biotit,
feldspar maupun pyroksin.
Selain
biotisasi tersebut mineral klorit muncul sebagai penciri zona ubahan potasik
ini. Klorit merupakan mineral ubahan dari mineral mafik terutama piroksin,
hornblende maupun biotit, hal ini dapat dilihat bentuk awal dari mineral
piroksin terlihat jelas mineral piroksin tersebut telah mengalami ubahan
menjadi klorit. Pembentukkan mineral klorit ini karena reaksi antara mineral
piroksin dengan larutan hidrotermal yang kemudian membentuk klorit, feldspar,
serta mineral logam berupa magnetit dan hematit.
Alterasi ini
diakibat oleh penambahan unsur pottasium pada proses metasomatis dan disertai
dengan banyak atau sediktnya unsur kalsium dan sodium didalam batuan yang kaya
akan mineral aluminosilikat. Sedangkan klorit, aktinolite, dan garnet kadang
dijumpai dalam jumlah yang sedikit. Mineralisasi yang umumnya dijumpai pada
zona ubahan potasik ini berbentuk menyebar dimana mineral tersebut merupakan
mineral – mineral sulfida yang terdiri atas pyrite maupun kalkopirit dengan pertimbangan
yang relatif sama.
Bentuk
endapan berupa hamburan dan veinlet yang dijumpai pada zona potasik ini
disebabkan oleh pengaruh matasomatik atau rekristalisasi yang terjadi pada
batuan induk ataupun adanya intervensi daripada larutan magma sisa (larutan
hidrotermal) melalui pori-pori batuan dan seterusnya berdifusi dan mengkristal
pada rekahan batuan.
Berikut ini
ciri – ciri salah satu contoh mineral ubahan pada zona potasik yaitu
Actinolite
§ Sifat
Fisik
Sifat
fisik dari mineral ini ditunjukkan dengan warna hijau sampai hijau kehitaman,
Hal ini dikarenakan komposisi kimia yang terkandung pada mineral ini, densitas
pada mineral ini sebesar 3.03 – 3.24 g/cm3 kekerasan mineral ini adalah 5 – 6
skala mohs, dengan cerat berwarna agak
putih terang, , kilap mineral ini termasuk kilap kaca sampai sutera, Karena
komposisi serta tekstur dan sistem mineral pada mineral maka mineral ini dapat
ditembus oleh cahaya hal itu sejalan
dengan partikel paretikel pembentuk mineral ini yang mudah dilalui oleh cahaya,
Relief permukaan sedang/lembut.
Sesuai
dengan lingkungan pembentukanya yaitu pada daerah metamorfosa dan terbentuk di
dalam sekis kristalin dimana temperatur suhu sangat berpengaruh dalam
pembentukan mineral ini, maka mineral ini banyak ditemukan berasosiasi dengan
mineral magnetit dan hematit.
§ Sifat
Kimia
Komposisi kimia
yang penting Ca, H, Mg, O, Si, merupakan salah satu mineral anggota Amphibole,
rumus kimia Ca2(Mg, Fe2+)5(Si8O22)(OH)2.
§ Sifat
Optik
Sistem
kristal monoklin, kelas kristal prismatic, kembaran berbentuk parallel, optik
(α = 14.56-1.63, β= 1.61-1.65, γ = 1.63-1.66).
2.
Zona Alterasi Serisit (“Phlic Zone”)
Zona
alterasi ini biasanya terletak pada bagian luar dari zona potasik. Batas zona
alterasi ini berbentuk circular yang mengelilingi zona potasik yang berkembang
pada intrusi. Zona ini dicirikan oleh kumpulan mineral serisit dan kuarsa
sebagai mineral utama dengan mineral pyrite yang melimpah serta sejumlah
anhidrit. Mineral serisit terbentuk pada proses hidrogen metasomatis yang
merupakan dasar dari alterasi serisit yang menyebabkan mineral feldspar yang
stabil menjadi rusak dan teralterasi menjadi serisit dengan penambahan unsur
H+, menjadi mineral phylosilikat atau kuarsa. Dominasi endapan dalam bentuk
veinlet dibandingkan dengan endapan yang berbentuk hamburan kemungkinan
disebabkan oleh berkurangnya pengaruh metasomatik yang lebih mengarah ke proses
hidrotermal. Hal ini disebabkan karena zona ini semakin menjauh dari pusat
intrusi serta berkurangnya kedalaman sehingga interaksi membesar dan juga
diakibatkan oleh banyaknya rekahan pada batuan sehingga larutan dengan mudah
mengisinya dan mengkristal pada rekahan tersebut, mineralisasi yang intensif
dijumpai pada vein kuarsa adalah logam sulfida berupa pirit, kalkopirit dan
galena.
Berikut ini
ciri – ciri salah satu contoh mineral ubahan pada zona potasik yaitu
Serisit
§ Sifat Fisik
Tidak berwarna – putih; kekerasan 5.5 – 6 skala mohs;
kilap kaca; dapat ditembus oleh cahaya; pecahan conchoidal; cerat putih.
Umumnya berasosiasi dengan mineral kuarsa, muskovit, dan mineral-mineral bijih
seperti pirit, kalkopirit,galena, dan lainya.
Rumus kimia Ca[Al2Si4O12].2H2O.
§ Sifat Optik
Sistem kristal monoclinic dengan kelas kristal
prismatic, surface relief sedang, optic nα = 1.498 nγ
= 1.502.
3. Zona
Alterasi Skarn
Alterasi ini terbentuk akibat kontak antara batuan
sumber dengan batuan karbonat, zona ini sangat dipengaruhi oleh komposisi
batuan yang kaya akan kandungan mineral karbonat. Pada kondisi yang kurang akan
air, zona ini dicirikan oleh pembentukan mineral garnet, klinopiroksin dan
wollastonit serta mineral magnetit dalam jumlah yang cukup besar, sedangkan
pada kondisi yang kaya akan air, zona ini dicirikan oleh mineral klorit,tremolit
– aktinolit dan kalsit dan larutan hidrotermal.
Proses pembentukkan skarn akibat urutan kejadian Isokimia – metasomatisme – retrogradasi. Dijelaskan sebagai berikut :
Proses pembentukkan skarn akibat urutan kejadian Isokimia – metasomatisme – retrogradasi. Dijelaskan sebagai berikut :
- Isokimia merupakan transfer panas antara larutan
magama dengan batuan samping, prosesnya H2O dilepas dari intrusi dan CO2
dari batuan samping yang karbonat. Proses ini sangat dipengaruhi oleh
temperatur,komposisi dan tekstur host rocknya (sifat konduktif).
- Metasomatisme, pada tahap ini terjadi eksolusi
larutan magma kebatuan samping yang karbonat sehingga terbentuk
kristalisasi pada bukaan – bukaan yang dilewati larutan magma.
- Retrogradasi merupakan tahap dimana larutan magma
sisa telah menyebar pada batuan samping dan mencapai zona kontak dengan
water falk sehingga air tanah turun dan bercampur dengan larutan.
Berikut ini
ciri – ciri salah satu contoh mineral ubahan pada zona potasik yaitu
Kalsit
§ Sifat
Fisik
Secara
megaskopis mineral ini berwarna putih, kuning,dan merah; kekerasan 3 skala
mohs; cerat putih; pecahan uneven/irrengular ; densitas 2.711 g/cm3; belahan 1
arah; kilap kaca, dapat ditembus oleh cahaya.
§ Sifat
Kimia.
Komposisi kimia
yang penting C, Ca, O; merupakan anggota dari Calcite grup mineral; mengandung
unsur karbonat; rumus kimia CaCO3. Mineral ini kaya terhadap kandungan kalsium
sehingga dalam proses pelarutan dengan mineral asam ia sangat cepat beraksi
§ Sifat
Optik.
Sistem kristal
trigonal, termasuk dalam kelas hexagonal scalenohedral, optik nω = 1.640 –
1.660 nε = 1.486.
§ Lingkungan
Pembentukan.
Terbentuk di
laut, sebagai nodul dalam batuan sedimen, selain itu juga bisa terbentuk pada
urat-urat hydrothermal sebagai mineral gang di dalam berbagai batuan beku.
Umumnya berasosiasi dengan mineral magnetit, hematit.
0 komentar:
Posting Komentar