Formasi Lahat
Formasi Lahat
diendapkan secara tidak selaras di atas batuan dasar, merupakan lapisan dengan
tebal 200 m - 3350 m yang terdiri dari konglemerat, tufa, breksi vulkanik
andesitik, endapan lahar, aliran lava dan batupasir kuarsa. Formasi ini memiliki 3 anggota, yaitu :
Anggota Tuf Kikim Bawah, terdiri dari tuf andesitik, breksi dan lapisan
lava. Ketebalan anggota ini bervariasi, antara 0 - 800 m.
Anggota Batupasir Kuarsa, diendapkan secara selaras di atas anggota
pertama. Terdiri dari konglomerat dan batupasir berstruktur crossbedding.
Butiran didominasi oleh kuarsa.
Anggota Tuf Kikim Atas, diendapkan secara selaras dan bergradual di atas
Anggota Batupasir Kuarsa. Terdiri dari tuf dan batulempung tufan berselingan
dengan endapan mirip lahar.
Formasi Lahat berumur Paleosen hingga Oligosen Awal.
Formasi Talang Akar
Formasi Talang Akar pada Sub Cekungan Jambi terdiri dari batulanau,
batupasir dan sisipan batubara yang diendapkan pada lingkungan laut dangkal
hingga transisi. Menurut Pulunggono, 1976, Formasi Talang Akar berumur Oligosen
Akhir hingga Miosen Awal dan diendapkan secara selaras di atas Formasi Lahat.
Bagian bawah formasi ini terdiri dari batupasir kasar, serpih dan sisipan
batubara. Sedangkan di bagian atasnya berupa perselingan antara batupasir dan
serpih.
Ketebalan Formasi Talang Akar berkisar antara 400 m – 850 m.
Formasi Baturaja
Formasi ini diendapkan secara selaras di atas Fm. Talang Akar dengan
ketebalan antara 200 sampai 250 m. Litologi terdiri dari batugamping,
batugamping terumbu, batugamping pasiran, batugamping serpihan, serpih
gampingan dan napal kaya foraminifera, moluska dan koral. Formasi ini
diendapkan pada lingkungan litoral-neritik dan berumur Miosen Awal.
Formasi Gumai
Formasi Gumai diendapkan secara selaras di atas Formasi Baturaja dimana
formasi ini menandai terjadinya transgresi maksimum di Cekungan Sumatera
Selatan. Bagian bawah formasi ini terdiri dari serpih gampingan dengan sisipan
batugamping, napal dan batulanau. Sedangkan di bagian atasnya berupa
perselingan antara batupasir dan serpih.
Ketebalan formasi ini secara umum bervariasi antara 150 m - 2200 m dan
diendapkan pada lingkungan laut dalam.
Formasi Gumai berumur Miosen Awal-Miosen Tengah.
Formasi Air Benakat
Formasi Air Benakat diendapkan secara selaras di atas Formasi Gumai dan
merupakan awal terjadinya fase regresi. Formasi ini terdiri dari batulempung
putih kelabu dengan sisipan batupasir halus, batupasir abu-abu hitam kebiruan,
glaukonitan setempat mengan dung lignit dan di bagian atas mengandung tufaan
sedangkan bagian tengah kaya akan fosil foraminifera. Ketebalan Formasi Air
Benakat bervariasi antara 100-1300 m dan berumur Miosen Tengah-Miosen Akhir.
Formasi ini diendapkan pada lingkungan laut dangkal.
Formasi Muara Enim
Formasi Muara Enim mewakili tahap akhir dari fase regresi tersier. Formasi
ini diendapkan secara selaras di atas Formasi Air Benakat pada lingkungan laut
dangkal, paludal, dataran delta dan non marin. Ketebalan formasi ini 500 –
1000m, terdiri dari batupasir, batulempung , batulanau dan batubara. Batupasir
pada formasi ini dapat mengandung glaukonit dan debris volkanik. Pada formasi
ini terdapat oksida besi berupa konkresi-konkresi dan silisified wood.
Sedangkan batubara yang terdapat pada formasi ini umumnya berupa lignit.
Formasi Muara Enim berumur Miaosen Akhir – Pliosen Awal.
Formasi Kasai
Formasi Kasai diendapkan secara selaras di atas Formasi Muara Enim dengan ketebalan 850 – 1200 m. Formasi ini terdiri dari batupasir tufan dan tefra riolitik di bagian bawah. Bagian atas terdiri dari tuf pumice kaya kuarsa, batupasir, konglomerat, tuf pasiran dengan lensa rudit mengandung pumice dan tuf berwarna abu-abu kekuningan, banyak dijumpai sisa tumbuhan dan lapisan tipis lignit serta kayu yang terkersikkan.
Formasi Kasai diendapkan secara selaras di atas Formasi Muara Enim dengan ketebalan 850 – 1200 m. Formasi ini terdiri dari batupasir tufan dan tefra riolitik di bagian bawah. Bagian atas terdiri dari tuf pumice kaya kuarsa, batupasir, konglomerat, tuf pasiran dengan lensa rudit mengandung pumice dan tuf berwarna abu-abu kekuningan, banyak dijumpai sisa tumbuhan dan lapisan tipis lignit serta kayu yang terkersikkan.
Fasies pengendapannya adalah fluvial dan alluvial fan.
Formasi Kasai berumur Pliosen Akhir-Plistosen Awal.
0 komentar:
Posting Komentar