Bentukan Asal
Secara umum bentukan asal geomorfologi di Indonesia
dapat dibedakan atas delapan bentukan asal, yaitu :
a.
Bentukan Asal
Vulkanik ( Form Of Volcanic Origin)
Bentukan ini bersal drai aktifitas gunung
apai dan intrusi magma, baik berupa akumulasi material lepas (piroklastik)
seperti lava, ladu, ataupun abu volkanik serta intrusi magma lainnya.
b.
Bentukan Asal
Struktural (Form Of Structural Irigin)
Bentukan ini merupakan bentuk yang
dihasilkan pleh struktural geologi, mulai drai kenampakan yang besar dan
dominan sampai kenampakan yang kecil yang berpengaruh pada masing-masing
bentukan.
Ada dua tipe utama
struktur geologi yang memberikan kontrol terhadap geomorfologi yaitu :
1)
Struktur aktif,
yaitu bentuk yang dihasilkan merupakan bentukan baru.
2)
Struktur tidak
aktif yaitu bentukan lahan yang dihasilkan dipengaruhi oleh perbedaan erosi
masa lalu.
c.
Bentukan Asal
Denudasional (Form Of Denudational Origin)
Bentukan ini terjadi karena gradasi yang
meliputi prosese agradasi dan degradasi. Proses ini bila berlangsung dalam
waktu lama dapat merubah permukaan bumi menjadi suatu dataran yang seragam.
Dalam perubahan bentul permukaan bumi proses yang paling dominan adalah proses
degradasi yang ditunjukan oelh hilangnya lapisan demi lapisan dari permukaan
bumi akibat terjadinya pekapukan batuan yang terangkut oleh erosi dan
longsoran. Bentukan lain dari proses denudasioanl adalah agradasi, yaitu
berbagai proses sedimentasi dan pembentukan lahan baru sebagai material endapan
dari proses degradasi.
d.
Bentukan Asal Kart
/ Karstik (Form Of Karst / Karstic Origin)
Bentukan ini tersususn dari batuan yang
terdiri atas batuan kapur yang bersifat mudah larut oleh air secara alamiah
baik oleh aliran permukaan, aliran vertikal ataupun aliran di bawah permukaan.
e.
Bentukan Asal
Glasial (Form Of Glacial Orogin)
Bentukan ini dicirikan oleh akumulasi
hamparan es yang terjadi pada daerah dengan temperatur di bawah -4oC.
f.
Bentukan Asal Angin
(Form Of Aeolin Origin)
Bentukan ini terjadi karena aktifitas
tenaga angin.
g.
Bentukan Asal
Aluvial (Form Of Fluvianl Orogin)
Bentukan ini merupakan hasil proses fluvial
dengan bahan induk berupa luvium sampai koluvium serta berumur relatif muda.
h.
Bentukan Asal Marin
(Form Of Coastal Origin)
Bentukan ini sangat dipengaruhi oleh berbagai
aktifitas-aktifitas air laut, angin laut, gelomang, dan pasang surut laut
sehingga termasuk salah satu bentuk yang dapat mengalami perubahan cepat.
Kalsifikasi Satuan
Dan Detil Geomorfologi
Klasifikasi satuan dan detil geomorfologi berdasarkan
bentukan asal adalah sebagai berikut :
a. Bentukan Asal
Vulkanik ( Form Of Vulcanic Origin)
Satuan geomorfologi
1)
Kerucut Vulkanink (Vulkanic Cone)
Suatu bentukan lahan yang merupakan bagian
atas volkanik akibat erupsi volkan. Lereng curam sampai sangat curam proses geomorfologi
adalah erosi dan longsonran. Jenis batuan yang dominan batuan beku, material
permukaan lanau sampai kerakal. Drainase baik, jenis tanah regosol dan andosol.
2)
Lereng Volakanik ( Volcanic Slopes)
Suatu bentukan lahan yang terdapat di bawah
kerucut volkan sampai batas ata kaki volkan. Lereng miring sampai curam, jenis
batuan adalah batuan beku, material permukaan liat samapi kerikil. Drainase
baik, jenis tanah bervareasi.
3)
Kaki Volkanik (Volcanic Footslopes)
Suatu bentuk lahan yang terdapat pada batas
bawah sampai paling bawah dari volkan. Lereng agak miring sampai miring. Proses
geomorfologi adalah erosi. Jenis batuan adalah batuan beku, jenis tanah
bervariasi.
4)
Datran Volkanik ( Volcanic Plains)
Suatu bentuk lahan yang terdapat pada batas
bawah dari kaki volkan sampai dataran aluvial. Lereng datar sampai agak miring.
Proses geomorfologi adalah sedimentasi dan erosi. Jenis batuan adalah
batuan beku, material permukaan liat
sampai pasir. Drainase baik, jenis tanah bervareasi.
5)
Padang Lava (lava fields)
Suatu bentuk lahan pada daerah volkan yang
tertutup endapan lava. Lereng miring sampai agak curang, jenis batuan adalah
batuan beku. Material permukaan liat sampai bongkah-bongkah batuan hasil
pembekuan magma. Drainase baik, jenis tanah Andosol dan latosol.
6)
Padang Lahar (Mud Fields)
Suatu bentuk lahan pada daerah volkan yang
tertutup endapan lahar. Lereng miring sampai agak curam, jeins batuannya batuan
beku, material permukaan debu sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah
cenderung regosol.
7)
Datran Antar
Volkanik ( Intervolcanic Plains)
Suatu bentuk lahan yang terdapat pada batas
paling bwah kaki volkan sampai dataran aluvial dan terletak diantara dua atau
beberapa volkan. Lereng datar sampai agak miring, jenis batuan berupa batuan
beku, material permukaan sampai pasir. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
8)
Bukit Volkanik
Denudasi (Volcanic Denudatioanal Hills)
Suatu bentuk lahan volkanik yang mempunyai
ketinggian 75-300 m, dan telah mengalami denudasi lanjut. Lereng miring sampai
curam, proses geomorfologi adalah erosi. Jneis batuan beku, material permukaan
liat sampai kerikli. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
9)
Boka (Bocca)
Suatu bentuk lahan yang terjadi karena
intrusi magma yang membeku di permukaan, berbentuk bulat lonjong atau tidak
beraturan. Lereng curam sampai sangat terjal, jenis batuannya batuan beku,
material permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
10)
Kerucut Parasiter (
Parasiter Cnes)
Suatu bentukan yang terjadi akibat lava
yang mengalir tidak melalui kepundan, tetapi muncul ke permukaan melalui celah
baru, material permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah
bervariasi.
b. Bentukan Asal
Struktural (Form Of Structural Origin)
Satuan Geomorfologi
1)
Blok Pegunungan
Patahan
Suatu Bentukan lahan yang tidak teratur
mempunyai Ketinggian di atas 300, memberikan kenampakan yang di dominasi oleh
proses-proses geotektonik seperti patahan, retakan dan rekahan kulit bumi
dengan arah yang simpang siur. Lereng curang sampai sangat terjal, Proses
geomorfologi erosi dan longsoran, Jenis batuannya Bervariasi. Drainase Baik,
sering ditemui mata air, Jenis tanah bervariasi.
2)
Blok Perbukitan
Patahan
Suatu bentuk lahan yang tidak teratur,
mempunyai ketinggian 75-300 m, memberikan kenampakan yang di dominasi oelh
proses-proses geotektonik positif seperti patahan, retakan dan rekahan kulit
bumi dengan arah yang simpang siur. Lereng curam sampai terjal dengha proses
erosi da longsoran. Jenis batuan bervariasi, drainase baik, sering di jumpai
mata air, jenis tanah bervariasi.
3)
Pegunungan
Antiklinal
Suatu bentuk lahan yang tidak teratur,
mempunyai ketinggian diatas 300 m, dengan dip kedua sayap berlawanan arah.
Lereng curam samapai sangat terjal dengan proses erosi dan longsoran. Jenis
batuan terutama batuan sedimen, drainase baik, jenis tanah bervariasi.
4)
Perbukitan
Antiklinal
Suatu bentukan yang tidak teratur,
mempunyia ketinggian 75-300 m dengan dip pada kedua sayap berlawana arah.
Lereng curam samapai sangat terjal denagn proses erosi dan longsoran. Jenis
batuan terutama batuan sedimen, drainase baik, jeins tanah bervariasi.
5)
Pegunungan
Sinklinal
Suatu betuk lahan yang tidak tertur,
mempunyai ketinggian diatas 300 m, dengan dip pada kedua dayap berhadapan.
Lereng curma sampai terjal, dengan proses erosi dan longsoran. Jenis batuan
terutama batuan sedimen, drainase sedang sampai baik, jenis tanah bervariasi.
6)
Perbukitan
Sinklinal
Suatu bentuk lahan yang tidak teratur,
mempunyai ketinggian 75-300 m, dengan dip pada kedua sayap berhadapan. Lereng
curam sampai sangat terjal, dengan proses erosi dan longsoran. Jenis batuan
terutama batuan sedimen. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
7)
Pegunungan
Monoklinal
Suatu
bentukan lahan yang tidak tertur, mempunyai ketinggian diatas 300 m, dengan dip
perlapisan satu arah, biasanya ditandai oleh lereng depan yang terjal dan
lereng belakang yang lebih landai. Lereng miring sampai sangat curam, proses
geomorfologi adalah erosi. Jenis batuan sedimen, drainase baik, jenis tanah
bervariasi.
8)
Perbukitan
Monoklinal
Suatu
bentukan lahan yang tidak tertur, mempunyai ketinggian 75-300 m, dengan dip
perlapisan satu arah di tandai dengan adanya lereng depan lebih terjal dan
lereng belakang lebih landai. Lereng miring sampai sangat curam, dengan proses
erosi. Jenis batuan sedimen, drainase baik, jeins tanah bervariasi.
9)
Pegunungan Kubah
Suatu
bentuk lahan dengan puncak-puncak membulat, berketinggian diatas 300 m dan
mempunyai dip perlapisan radial sentripental. Lereng curam samapi terjal dengan
proses erosi, jeins batuan sedimen, drainase baik, jenis tanah bervariasi.
10)
Perbukitan Kubah
Suatu
bebtuk lahan puncak membulat berketinggian 75-300 m dan mempunyai dip
perlapisan radial sentripetal. Lereng curam samapi terjal dengan proses erosi.
Jenis batuan sedimen, drainase baik, jeins tanah bervariasi.
11)
Datarn Tinggi (Plateau)
Suatu
bentuk lahan yang terbentuk dari rangkaian pegunungan lipatan yang mengalami
perubahan menjadi struktur horizontal. Struktur tersebut datran nyaris
(pineplain) kemudian terangkat sehingga memberikan kenampakan lebih tinngi dari
sekitarnya. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses erosi. Jenis batuan
sedimen, material permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah
bervariasi.
12)
Lembah Sinklinal
Suatu
bentuk lahan lembah yang dicirikan oleh adanya kesan struktural dengan arah
pelapisan dari kedua sisi lembah yang menujun ke satu titik. Lereng agak
miring, proses geomorfologi adalah sedimentasi. Jenis batuan sedimen, material
permukaan aluvium. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
13)
Sembul
Suatau
bentuk lahan yang dipengaruhi oleh aktivitas geotektonik, sehingga dijumpai
bagian yang muncul ke permukaan serta memilki kesan kelurusan. Kedua sisi bagian
tersebut dibatasi oelh bidang patahan. Lereng miring sampai curam, proses
geomorfologi erosi dan longsoran. Jenis batuan bervariasi, material permukaan
laut sampai kerikil, setempat-setempat di jumpai batu guling.
c. Bentukan asal
Denudasioanl
Satuan Geomorfologi
1)
Pegunungan Terkikis
Satuan
bentuk lahan yang tidak teratur mempunyai ketinggian diatas 300 m. Lereng curam
samapai sangat terjal, di dominasi oleh kenampakan erosi ringan samapi berat.
Jenis batuan bervariasi, material permukaan lait samapi kerikil,
setempat-setempat dijumpai singkapan batuan induk. Drainase baik, jenis tanah
asosiasi Latosol, Podsolik dan Latosol.
2)
Perbukitan Terkikis
Suatu
bentuk lahan yang tidak teratur mempunyai ketinggian 75-300 m. Lereng miring
samapi curam, di dominasi oleh kenmapkan erosi ringan sampai berta. Jenis
batuan bervariasi, material permukaan lait sampai kerikil, setempat-setempat
dijumpai singkapan batuan induk. Drainase baik, jenis tanah asosiasi Latosol,
Posolik dan Litosol.
3)
Bukit Sisa
Suatu
bentuik lahan dengan ketinggian 75-300 m, yang terbentuk akibat erosi berat di
masa lapau sehingga terpisah dari perbukitan yang berdekatan dengan bentuk
lahan tersebut. Lereng miring sampai sangat curam, proses geomorfologi adalah
erosi. Jenis batuan bervariasi, material permukaan liat samapi kerikil,
setempat-setempat tersingkap batuan induk. Drainase baik, jenis tanah asosiasi
Podsolik, Latosol dan Litosol.
4)
Bukit Terisolasi
Suatu
bentuk lahan yang tidak memilki kesamaan dengan bukit sekitarnya dan
terpisahkan oleh dataran dan tubuh di sekitatnya dan dipisahkan oleh dataran
dan tubuh perairan. Lereng miring sampai curam, proses geomorfologi aerosi,
jenis batuan bervariasi, material permukaan liat samapai kerikil. Drainase
baik, jeins tanah asosiasi Latosol, Podsolki dan Litosol.
5)
Dataran Nyaris
Suatu
bentuk lahan yang terjadi akibat proses pengrendahan pada masa lampau yang
berkelanjutan dan mencapai tingkat permukaan dasar. Lereng datar samapi agak
datar, proses geomorfologi erosi dan sedimentasi. Jenis batuan bervariasi,
tetapi di dominasi oleh batuan yan mudah terkikis. Material permukaan kerikil.
Drainase sedang samapi baik, jenis tanah Latosol.
6)
Lerengkaki
Suatu
bentuk lahan yang merupakan akumulasi materi koluvium pada daerah perbukitan
atau pegunungan. Lereng agak miring sampai miring, proses geomorfologi yang
didominasi sedimentasi. Jenis batuan berupa rombakan lereng, material permukaan
pasir sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah dominan Koluvial.
7)
Pegunungan /
Perbukitan Dengan Gerakan Masa Batuan
Suatu
bentuk lahan pegunungna atau perbukitan dengan igir maupaun lereng yang tidak
teratur. Lereng miring sampai sangat curam, proses geomorfologi berupa
longsoran masa batuan, dengan gejala-gejala yang tertinggal. Jenis batuah
bervariasi, material permukaan pasir sampai kerakal. Drainase baik, jenis tanah
bervariasi.
8)
Lahan Rusak
Suatu
daerah perbukitan sampai pegunungan dengan bentuk tidak tertur dan berigir
tajam. Lereng miring sampai sangat curam, proses erosi dari tingkat berat
sampai sangat berat. Jenis batuan bervariasi, material permukaan liat sampai
kerikil. Drainase baik, jenis tanah cenderung bersolum dangkal (Litosol).
d. Bentukan asal
karst/karstik
Satuan Geomorfologi
1)
Topografi Karst
Suatu
bentuk lahan yang terjadi dari hasil pelarutan yang dicirikan oleh doline,
uvala, menara karts, sinhole, dan kokpit. Lereng landai sampai terjal,
denganproses solusi dan longsoran batuan. Jneis batuan sedimen didominasi oleh
batuan kapur, material permukaan dari liat sampai kerikil. Drainase baik, jenis
tanah Renzina, dan Mediteran.
2)
Datran Tinggi Karst
Suatu
bentuk lahan yang relatif datar dengan struktur horisontal pada daerah karts
dan lebih tinggi daripada daerah sekitarnya. Lereng datar sampai agak miring,
jenis batuan sedimen kapur. Material permukaan dari liat sampai pasir, drainase
baik, jenis tanah Mediteran dan Renzina.
3)
Perbukitan Kartstik
Terkikis
Suatu
bentuk lahan berbukut yang menyerupai topografi karst tetapi tidak mempunyai
karakteristik dominan dari suatu lahan karst. Lereng miring sampai terjal,
proses erosi. Jenis batuan kapur dan batuan sedimen lainnya, material permukaan
liat sampai pasir. Drainase baik, jenis tanah Renzina dan Mediteran.
4)
Dataran Aluvial
Karst
Suatu
bentuk lahan dataran yang terdapat pada daerah topografi karst. Lereng datar
sampai agak miring, proses yang dominan sedimentasi. Jenis batuan sedimen
kapur, material permukaan liat sampai pasir. Drainase baik, jeins tanah
Mediteran dan Renzina.
5)
Lembah Kering Dan
Ngarai Karst
Suatu
bentuk lahan depresi yang terdapat pada topografi karst. Lereng agak miring
sampai agak curam dengan proses erosi. Jenis batuan sedimen kapur, material
permukaan liat sampai pasir. Drainase baik, jenis tanah Renzina dan Mediteran.
e. Bentukan asal
glasial
Satuan Geomorfologi
1)
Pegunungan Tertutup
Es
Suatu
bentuk lahan yang tertutup oleh akumulasi hamparan es, pada ketinggian diatas
5000 m. Lereng miring samapai sangat terjal, dengan proses longsoran es dan
gletser. Jenis batuan tidak diketahui, material permukaan es. Jenis tanah tidak
diketahui.
f.
Bentukan asal angin
Satuan Geomorfologi
1)
Gumuk/Dunes
Suatu bentuk lahan yang terjadi karena tenaga angin.
Lereng datar sampai miring, dengan proses korasidan sedimentasi. Jenis aluvium,
material permukaan lanau pasir, darinase, jenis tanah Regosol.
g. Bentukan asal
fluvial
Satuan Geomorfologi
1)
Datran Fluvial
Suatu bentuk lahan yang terbentuk oleh proses endapan
anliran permukaan. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses sedimentasi.
Jenis batuan sedime, material permukaan liat sampai pasir. Drainase baik sampai
sedang, jenis tanah aluvial, Gleisol dan Grumusol.
2)
Danau
Suatu tubuh perairan yang tergenang, baik batuan
manusia maupun alami serta mempunyai perbedaan temperatur dari dasar sampai
permukaan.
3)
Rawa
Suatu bentuk lahan yang merupakan ledokan do daerah
datarn dan terisi air dengan kedalaman relatif dangkal. Drainase buruk dengan
genangan bersifat musiman sampai permanen. Jenis tanah Organosol.
4)
Rawa Belakang
Suatu bentuk perairan yang terbentuk di belakang
tanggul alam sebagai akibat meluapnya air sungai dan tergenang secara musiman.
Jenis batuan sedime, material permukaan liat sampai pasir halus. Drainase
buruk, jenis tanah Gleisol.
5)
Dataran Banjir
Suatu bentuk lahan yang terletak di kanan-kiri sungai
dan masih dipengaruhi oleh luapan banjir. Lereng datar sampai agak miring ke
arah sungai, proses geomorfologi adalah sedimentasi. Jenis batuan sedime,
material permukaan liat sampai kerikil. Drainase sedang sampai buruk. Jenis
tanah aluvial dan Gleosol.
6)
Ledok Fluvial
Suatu bentuk lahan dataran aluvial, tetapi mempunyai
kemungkinan untuk tergenang besar, karena merupakan daerah cekungan. Lereng
datar sampai agak miring, denganproses sedimentasi. Jenis batuan sedimen.
Material permukaan liat halus sampai pasir. Drainase sedang sampai buruk.,
jenis tanah aluvial dan Gleosol.
7)
Kipas Aluivial
Suatu bentuk lahan yang dihasilkan oleh endapan yang
kipas akibat terjadinya perubahan gradien dan arah aliran sungai. Lereng datar
sampai miring, dengan proses erosi ringan maupun sedimentasi, jenis batuan sedimen,
material permukaan liat sampai kerikil yang belum terkosolidasi dengan baik.
Drainase baik sampai sedang, jenis tanah Aluvial.
8)
Dataran Delta
Suatu bentuk lahan sebagai endapan sedimen yang
terbentuk di muara sungai yang tidak bermuara ke laut serta sering ditemui
perubahan-perubahan arah aliran sungai. Lereng datar sampai agak miring, dengan
proses sedimentasi. Jenis batuan sedimen, material permukaan liat sampai
kerikil. Drainase baik samapai sedang, jenis tanah aluvial.
9)
Pantai Delta
Suatu bentuk lahan delta yang muara sungainya menuju ke
laut. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses sedimentasi. Jenis batuan
sedimen, material permukaan liat samapai kerikil. Drainase baik sampai agak
sedang, jenis tanah aluvial.
10)
Ledok Delta
Suatu bentuk lahan yang berupa cekungan atau depresi
yang terjadi di daerah delta. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses
sedimentasi. Jenis batua sedimen,
matereial permukaan liat sampai kerikil. Drainase sedang sampai buruk, jenis
tanah aluvial.
h. Bentukan Asal Marin
Satuan Geomorfologi
1)
Lagun
Suatu tubuh perairan yang terdapat di dalam atol, di
antara pulau-pulau karang atau pulau-pulau.
2)
Tombolo
Suatu bentuk lahan berupa guguk pasir yang
menghubungkan suatu pulau dengan dataran. Lereng datar sampai agak miring,
dengan proses sedimentasi. Jenis batuan sedimen. Material permukaan pasir.
Drainase baik, jenis tanah Regosol.
3)
Gumuk Pantai
Suatu bentuk lahan di sepanjang garis pantai yang
dibentuk oleh hasil endapan tenaga angin dan gelombang. Lereng datar sampai
agak miring, dengan proses sedimentasi. Jenis batuan sedimentasi, material
permukaan pasir. Drainase baik, jenis tanah Regosol.
4)
Rataan Pasang-Surut
Suatau bentuk lahan yang letaknya lebih rendah dari
daerah sekitanya, serta masih dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Lereng
datar sampai agak miring, dengan proses sedimentasi. Jenis batuan sedimen,
material permukaan pasir, banyak dijumpai rumah binatang laut. Drainase buruk,
jenis tanah Gleisol dan tanah mengandung diatomae.
5)
Dataran Pantai
Suatu bentuk lahan berupa dataran yang terbentuk oleh
akumulasi endapan laut. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses
sedimentasi, jenis batuan sedimen, material permukaan pasir. Drainase baik
samapai sedang, jenis tanah Regosol.
6)
Dataran Pantai
Tergenang
Suatu bentuk lahan berupa datarn yang terbentuk oleh
akumulasi endapan laut. Lereng datar sampai agak miring dengan proses
sedimentasi. Jenis batuan sedimen, material permukaan pasir. Drainase sedang
sampai buruk, tergenang secara berkala, jenis tanah Regosol dan Aluvial.
7)
Pulau Karang
Suatu bentuk lahan berupa dataran yang tersusun dari
bari karang dan dipisahkan dari daratan utama oleh laut. Lereng miring sampai
terjal, dengan proses solusi dan erosi. Jenis tanah baruan sedimen, material
permukaan pasir sampai kerikil. Drainase baik sedang, jenis tanah Renzina dan
Mediteran.
8)
Gosong Laut
Suatu bentuk lahan dataran yang terletak di daerah yang
rebentuk dari endapan pasir laut. Lereng datar sampai agak miring dengan proses
sedimentasi. Jenis datar sampai agak
miring dengan proses sediemtasi. Jenis batuan sedimen laut, material
permukaan liat sampai pasir. Drainase baik, jenis tanah Regosol dan Aluvium.
Dalam pengkajian bantuklahan-bentuklahan,
perlu diperhatikan beberapa aspek yang sangat penting, diantaranya:
¡ Morfodinamis (morphodynamics) bentuk bentang alam
yang berkaitan erat dengan hasil kerja gaya eksogen air, angin, es dan gerakan
tanah, misal: gumuk pasir, undak sungai , pematang pantai, lahan kritis
(badlands).
¡ Morfogenesa (morphogenesis), bentuk bentang alam yang
diklasifikasikan berdasarkan atas mulajadi (genetic) dan perkembangan
bentuk lahan serta proses yang terjadi padanya.
¡ Morfokronologi (morphochronology), hubungan aneka
ragam bentuk lahan dan prosesnya.
¡ Morfometri (morphometry), aspek kuantitatif
geomorfologi suatu daerah, misal: kecuraman lereng, ketinggian, kekasaran terrain.
¡ Morfografi (morphography) aspek diskriptik
geomorfologi suatu area, misal: dataran, pebukitan, pegunungan, plato.
¡ Morfostruktur aktif (active morphostructure), bentuk
bentang alam yang berkaitan erat dengan hasil kerja gaya endogen yang dinamis
termasuk gunungapi, tektonik (lipatan dan sesar), misal: gunungapi, punggungan
antiklin dan gawir sesar.
¡ Morfostruktur pasif ( passive morphostructure) bentuk
bentang alam yang diklasifikasikan atas dasar tipe batuan maupun struktur
batuan yang ada kaitannya dengan denudasi, misal: mesa, kuesta, hogbek, dan
kubah.
0 komentar:
Posting Komentar