Lindgren (tahun
1907, 1913 dan 1922) mempopulerkan Genetic Classification atau klasifikasi
deposit dari produk mekanika atau konsentrasi kimia dan klasifikasi urat-urat
hidrotermal (hydrothermal vein). Dalam group Lindgren termasuk pirometa-somatik
(batuan beku metamorpik) dan deposit hidrotermal.
Berdasarkan atas
proses cara terbentuknya bahan galian logam/mineral bijih/ore dibagi menjadi 2
yaitu:
·
Bijih primer = bijih hipogen
Bijih yang
diendapkan pada saat terjadinya proses metalisasi
·
Bijih sekunder = supergen
Bijih yang
diendapkan sebagai akibat alterasi dari bijih primer, oleh proses pelapuk-an
dari air permukaan yang meresap ke dalam tanah.
Proses pembentukan bahan galian:
Proses terbentuknya
bahan galian adalah sangat komplek. Sering lebih dari satu proses bekerja
bersama-sama. Meskipun dari satu jenis bahan galian logam, apabila terbentuk
oleh proses yang berbeda-beda, maka akan menghasilkan tipe endapan yang berbeda
pula.
Contoh endapan bijih besi dapat dihasilkan
oleh:
·
Diferensiasi magmatik
·
Larutan hidrotermal
·
Proses sedimentasi
·
Proses pelapukan
Tiap-tiap proses akan menghasilkan
endapan bijih besi yang berbeda dalam:
·
Mutu
·
Besar cadangan
·
Jenis mineral ikutan
Mengenal proses yang membentuk endapan
bahan galian akan sangat membantu di dalam:
·
Pencarian
·
Penemuan
·
Pengembangan bahan galian
Proses-proses yang dapat membentuk
endapan bahan galian
No Proses Deposit yang dihasilkan
·
Konsentrasi magmatik Deposit magmatik
·
Sublimasi Sublimat
·
Kontak metasomatisme Deposit kontak metasomatik
·
Konsentrasi hidrotermal Pengisian celah-celah terbuka Pertukaran
ion pada batuan
·
Sedimentasi Lapisan sedimenter Evaporit
·
Pelapukan Konsentrasi residual
·
Metamorfisme Deposit metamorfik
·
Hidrologi Airtanah
·
Garam tanah
·
Endapan caliche
1. Konsentrasi magmatik
Beberapa mineral
dalam batuan beku mempunyai nilai ekonomis, tetapi mem-punyai konsentrasi
kecil. Proses konsentrasi tersebut terjadi pada saat batuan beku masih berupa
magma, oleh sebab itu disebut konsentrasi magmatik. Deposit bahan galian
sebagai hasil proses ini berkaitan erat dengan batuan beku intrusif.
Konsentrasi magmatik digolongkan
menjadi 2:
a. Magmatik awal
·
Kristalisasi tanpa konsentrasi: intan
·
Kristalisasi dan segregasi: kromium, platinum
b. Magmatik akhir
·
Akumulasi dan atau injeksi larutan residual: besi titan,
platinum, kromium
·
Akumulasi dan pemisahan larutan: deposit nikel, tembaga
·
Pegmatit
Hasil dari proses pegmatik dibagi
menjadi 4 jenis:
·
Logam tunggal (native metal): Au, Ag, Pb, Fe dan Ni.
·
Oksida: hematit (FeS, tilanit (Ti), chromite (Cr)
·
Sulfida: chalcopirit (Ni-Cu)
·
Batu mulia (gemstone): intan, garnet
Kerap kali dijumpai satu produk bahan
galian /metal berasosiasi dengan metal yang lain, misal:
·
Besi dengan titan
·
Tembaga dengan emas
·
Emas dengan perak
2. Sublimasi
Proses sublimasi
merupakan prose pembentukan bahan galian yang tidak begitu berarti karena
sedikit terjadi. Proses ini menyangkut perubahan langsung dari keadaan gas atau
uap ke keadaan padat tanpa melalui fase cair. Proses ini berhu-bungan erat
dengan kegiatan gunungapi dan fumarol, tetapi sublimat yang dihasilkan
jumlahnya sedikit.
Belerang adalah sebagai salah satu contoh. Misalnya yang didapat di Gunung Welirang Jawa Timur. Di samping belerang, juga garam-garam klorida dari besi, tembaga zinc dan garam-garam dari logam alkali lainnya. Tetapi pada umumnya dalam jumlah sangat kecil, sehingga kurang menguntungkan untuk ditambang.
Belerang adalah sebagai salah satu contoh. Misalnya yang didapat di Gunung Welirang Jawa Timur. Di samping belerang, juga garam-garam klorida dari besi, tembaga zinc dan garam-garam dari logam alkali lainnya. Tetapi pada umumnya dalam jumlah sangat kecil, sehingga kurang menguntungkan untuk ditambang.
3. Kontak metasomatisme
Pada saat magma
cair dan pijar dalam keadaan sangat panas menerobos batu-an, maka magma
tersebut panasnya makin lama makin turun dan akhirnya hilang. Hasil akhir akan
membentuk batuan beku intrusif. Proses tersebut dapat terjadi pada keadaan yang
dangkal, menengah ataupun dalam. Sehingga dikenal batuan beku intrusif dangkal,
menengah dan dalam,
Dalam proses tersebut
akan terjadi tekanan dan suhu yang sangat tinggi, terutama pada kontak
terobosannya antara magma yang masih cair dengan batuan di seki-tarnya (country
rocks).
Akibat dari kontak ini dapat dibagi
menjadi 2 jenis:
a)
Akibat dari panas saja, tanpa adanya perubahan-perubahan
kimiawi, baik pada magma maupun pada batuan yang diterobos. Kontak ini disebut
kontak metamorfisme.
b)
Akibat panas disertai adanya perubahan-perubahan kimiawi sebagai
akibat pertukaran ion, pertambahan ion dan sebagainya, dari magma ke batuan
yang diterobos dan sebaliknya. Kontak semacam ini disebut disebut kontak
metasomatisme.
Kedua jenis kontak tersebut
menimbulkan hasil yang sangat berbeda:
·
Kontak metamorfisme: akan menghasilkan bahan galian yang sangat
terbatas dan bulan logam. Misalnya: silimanit, marmer
·
Kontak metasomatisme: akan menghasilkan bahan galianlogam yang
sangat
bervariasi. Hal ini ini terjadi
apabila batuan yang diterobos mudah bereaksi, penerobosan terjadi cukup dalam.
Suhu di daerah kontak akan berkisar
500-1.100oC untuk magma yang bersifat silikaan (siliceous magma) dan makin jauh
dari kontak suhunya menurun.
Terdapatnya mineral-mineral tertentu
akan menunjukkan suhu tertentu, di mana mineral tersebut terbentuk misal:
Mineral wollastonite: tidaklebih
1.125oC
Mineral kuarsa: suhu di atas 573oC
Bahan galian yang terbentuk karena
kontak metasomatisme, terjadi karena proses:
·
Rekristalisasi
·
Penggabungan unsur
·
Penggantian ion
·
Penambahan unsur-unsur baru
Dari magma ke batuan yang diterobos.
Secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:
Kalau suatu batuan
country rock mempunyai komposisi mineral AB dan CD, maka melauli proses
penggabungan kembali akan berubah menjadi mineral AC dan BD. Oleh proses
penambahan unsur-unsur dari magma akan berubah lagi menjadi ACX dan BDX, di
mana X dan Y unsur dari magma.
Penambahan unsur
dari magma sebagian berupa logam, silika, boron, klorin, florin, kalium,
magnesium dan natrium. Mineral logam (ore mineral) yang terbentuk dalam kontak
metasomatisme hampir semua berasal dari magma, demikian pula kandungan-kandungan
yang asing pada batuan yang diterobos, melalui proses penambahan unsur.
Jenis magma yang
menerobos batuan yang akhirnya akan menghasilkan endapan bahan galian kontak
metasomatisme, pada umumnya terbatas pada magma silika dengan komposisi menengah
(intermediate) seperti: kuarsa monzonit, granodiorit dan kuarsa diorit. Sedang
magma yang kaya akan silika seperti granit, jarang menghasilkan endapan galian,
demikian juga magma ultra basa, pada magma yang basa, kadang-kadang dapat
membentuk endapan bahan galian kontak metasomatik.
Hampir semua
endapan bahan galian kontak metasomatisme berasosiasi dengan tubuh batuan beku
intrusif yang berupa stock, batholit, dan tidak pernah berasosiasi dengan dike
atau sill yang berukuran kecil. Untuk lacolith dan sill yang besar meskipun
jarang, tetapi kadang-kadang dapat menghasilkan endapan bahan galian kontak
metasomatik. Melihat tekstur endapan bahan galian metasomatisme ini selalu
berhubungan dengan batuan beku intrusif dengan tekstur granular, yang menunjukkan
bahwa pendinginan magma waktu itu sangat lambat dengan kedalaman yang cukup
besar. Sebaliknya pada batuan intrusif yang bertekstur gelas maupun afanitik,
hampir tidak pernah dijumpai adanya endapan bahan galian kontak metasomatik.
Hal ini membuktikan bahwa endapan kontak metasomatik selalu hanya berhubungan
dengan magma dalam saja. Kedalaman pembekuan magma yang akan menghasilkan
batuan beku intrusif dengan tekstur granular diperkirakan + 1.500 m. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pada penerobosan magma dengan komposisi
menengah pada kedalaman sekitar 1.500 m. Batuan country rock yang terterobos
oleh magma yang paling besar kemungkinannya untuk dapat menimbulkan deposit
kontak metasomatik adalah batuan karbonat.
Batugamping murni
ataupun dolomit dengan segera akan mengalami rekristalisasi dan rekombinasi
dengan unsur yang diintrodusir dari magma. Pada batugamping yang tidak murni,
efek kontak metasomatik yang terjadi lebih kuat, karena unsur-unsur pengotor
seperti silika, alumina dan besi adalah bahan-bahan yang dapat dengan mudah
membentuk kombinasi-kombinasi baru dengan kalsium oksida. Seluruh massa batuan
di sekitar kontak dapat berubah menjadi garnet, silika dan mineral-mineral
bijih.
Batuan yang agak
sedikit terpengaruh oleh intrusi magma adalah batupasir. Kalau mengalami
rekristalisasi batupasir akan menjadi kuarsit yang kadang-kadang mengandung
mineral-mineral kontak metasomatisme tersebar setempat-setempat. Sedang
batulempung akan mengalami pengerasan dan dapat berubah menjadi hornfels, yang umumnya
mengandung mineral andalusit, silimanit dan straurolit.
Tingkat perubahan yang terjadi pada batuan sedimen klastis halus tersebut, tergantung pada tingkat kemurniannya. Paling baik kalau batulempung tersebut bersifat karbonatan, tetapi secara umum batuan sedimen argilaceous (berbutir halus) jarang yang mengandung mineral bahan galian.
Tingkat perubahan yang terjadi pada batuan sedimen klastis halus tersebut, tergantung pada tingkat kemurniannya. Paling baik kalau batulempung tersebut bersifat karbonatan, tetapi secara umum batuan sedimen argilaceous (berbutir halus) jarang yang mengandung mineral bahan galian.
Apabila batuan beku
ataupun metamorf mengalami terobosan magma, hampir tidak akan mengalami
perubahan yang berarti, kecuali kalau antara magma yang menerobos dengan batuan
beku yang diterobos mempunyai komposisi yang sangat berbeda. Misal magma
granodiorit menerobos gabro, maka kemungkinan besar akan ada
perubahan-perubahan besar pada gabronya. Secara umum dapat dikata-kan bahwa
batuan yang paling peka terhadap kontak metasomatisme dan paling cocok untuk
terjadinya pembentukan endapan bahan galian bijih, adalah batuan sedimen,
terutama yang bersifat karbonatan dan tidak murni.
Bentuk posisi
ataupun penyebaran dari bahan galian yang terjadi pada proses metasomatisme
banyak tergantung pada struktur batuan yang diterobos. Akan tetapi umumnya
berbentuk ireguler dan terpisah-pisah. Bentuk ireguler tersebut lebih sering
terjadi pada batugamping yang tebal, sedang pada batugamping berlapis-lapis
ataupun terkekarkan, maka endapan bijih tersebut dapat berbentuk menjari atau
melidah.
Volume deposit kontak metasomatisme pada umumnya kecil antara puluhan sampai beberapa ratus ribu ton saja, dan jarang yang sampai jutaan ton berat.
Volume deposit kontak metasomatisme pada umumnya kecil antara puluhan sampai beberapa ratus ribu ton saja, dan jarang yang sampai jutaan ton berat.
4. Konsentrasi hidrotermal
Produk akhir dari
proses diferensiasi magmatik adalah suatu larutan yang dise-but larutan
magmatik yang mungkin dapat mengandung konsentrasi logam yang dahulunya berada
dalam magma.
Larutan magmatik
ini yang juga disebut larutan hidrotermal banyak mengandung logam-logam yang
berasal dari magma, yang sedang membeku dan diendapkan di tempat-tempat sekitar
magma yang sedang membeku tadi.
Larutan ini makin jauh dari magma,
akan makin kehilangan panasnya sehingga dikenal:
·
Deposit hidrotermal suhu tinggi: di tempat terdekat dengan intrusi.
·
Deposit hidrotermal suhu menengah: di tempat-tempat yang agak
jauh.
·
Deposit hidrotermal suhu rendah: ditempat yang jauh
Deposit tersebut
juga dinamakan deposit hidrotermal, mesotermal dan epitermal, tergantung dari
suhu, tekanan dan keadaan geologi di mana mereka terbentuk, seperti yang
ditunjukkan oleh mineral-mineral yang dikandungnya.
Dalam perjalanan
menerobos batuan, larutan hidrotermal akan mendepositkan mineral-mineral yang
dikandungnya di rongga-rongga batuan dan membentuk deposit celah (cavity filling
deposit) atau melalui proses metasomatik membentuk deposit pergantian
(replacement deposit).
Secara umum deposit
replasemen terjadi pada kondisi suhu dan tekanan tinggi, pada daerah lebih
dekat dengan batuan intrusifnya yang merupakan deposit hipotermal, sedang
deposit celah lebih banyak terjadi di daerah dengan suhu dan tekanan rendah,
yang merupakan deposit epitermal yang terletak agak jauh dari batuan
intrusifnya.
Syarat penting terjadinya deposit
hidrotermal adalah:
·
Adanya larutan yang mampu melarutkan mineral.
·
Adanya rekahan/rongga pada batuan, di mana larutan dapat lewat.
·
Adanya tempat, di mana larutan akan mendepositkan kandungan
mineralnya.
·
Adanya reaksi kimia yang menghasilkan pengendapan mineral
·
Konsentrasi mineral yang cukup di dalam deposit, sehingga
menguntungkan kalau ditambang.
0 komentar:
Posting Komentar